News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

2 Kakak Qhalid Tertular 'Virus' Menghafal Alquran

2 Kakak Qhalid Tertular 'Virus' Menghafal Alquran



Qhalid Ramadhan (7) adalah salah satu peserta acara Hafizh Quran yang ditayangkan Trans7. Sejak awal kemunculannya di layar televisi, ia sudah merebut perhatian banyak penonton, bukan hanya karena parasnya yang tampan tapi juga karena hafalannya yang cukup memukau.

Dengan suara lantang, Qhalid tampil percaya diri saat melafalkan hafalannya. Polah dan tingkahnya yang lucu membuat gemas setiap orang yang memandangnya.

Tapi siapa sangka, bocah yang kini sudah hafal Juz 30 ini justru menghafal Alquran atas kemauan diri sendiri, tanpa paksaan kedua orang tua. Bahkan, kedua orang tuanya tidak pernah terpikirkan untuk menjadikan Qhalid sebagai seorang penghafal Alquran.

“Karena kita memang terus terang di sana tuh yang penting anak-anak ngaji, salat, untuk sampai anak-anak hafiz kita belum terpikir sampai ke situ,” terang Ibunda Qhalid, Sainah Sriningsih Djawas (33) kepada detikramadan di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin (14/7/2014)

Setelah mengetahui bakat dan kemampuan Qhalid dalam menghafal Alquran, Sainah mulai mendorong anaknya menghafal. Di sela­-sela kesibukan Sainah dalam mengurus rumah, ia menyempatkan diri untuk membimbing Qhalid menghafal Alquran. Sesekali, Sainah juga memberikan Qhalid pengertian mengenai arti ayat yang dihafal. Qhalid biasa menghafal dari Juz Amma yang diberikan Sainah.

“Kalau saya lagi repot ngurus rumah, dia belajar sendiri. Kan dia sudah bisa baca. Jadi dia ambil Juz Amma, dia baca ejaan huruf latinnya. Dia hafalan sendiri," ucap Sainah yang tinggal di Bonipoi, Kupang, Nusa Tenggara Timur ini.

Qhalid biasa menghafal setiap selesai salat lima waktu. Setiap salat ia biasa menghafal satu hingga tiga ayat, tergantung panjang ­pendeknya ayat tersebut. Qhalid membaca ayat tersebut sebanyak lima kali hingga ayat suci itu melekat di ingatannya.

“Jadi dalam satu hari dia bisa hafal lima ayat,” jelas ibu yang siang itu mengenakan busana muslim berwarna cokelat.

Diakui Sainah, ia memang tidak menerapkan sistem target pada Qhalid. Ia membiarkan Qhalid menghafal sendiri sesuai kemampuannya.

“Tidak mau pakai target. Biarkan dia seperti ini. Karena saya di sana kan lingkungannya tidak mendukung untuk anak-­anak bisa begitu. Jadi Alhamdulillah walaupun Qhalid main begitu, tapi dia tetap ingat menghafal.” ujarnya.

Menurut Sainah dan Sahrudin, Qhalid merupakan anugerah terbesar dari Allah. “Anugrah dia itu. Saya sering kalau salat itu nangis. Ya Allah, terimakasih karena Qhalid bisa menghafal alquran. Kami bersyukur sekali.”katanya.

Bahkan diceritakan Sainah, setelah Qhalid mampu menghafal Alquran, kebiasaan tersebut juga ditularkan kepada dua orang kakaknya yang lain. “Itu semua pengaruh Qhalid,” jelas Sainah sambil tersenyum.

www.detik.com

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.